Masyarakat Sariak menurut keterangan orang tua-tua bersamaan masuknya nenek moyang orang Minangkabau dapat diperkirakan waktu kedatangannya : yaitu antara abad Kelima belas .
Ada baiknya kita kutip apa yang dikatakan tambo,
“ Dek lamo baka lamoan, nampaklah gosong dari lauik, yang sagadang talua itiak, sadang dilamun ombak. Dek lamo baka lamoan aia lauik basentah turun, nan gosong lah basentah naiak, dek dareklah sarupo paco, namun kaba nan baiak kian lorong kapado niniak kito, lah mandarek maso itu iyo dipuncak gunuang marapi. Dari mano titiak palito, dari telong nan barapi, dari mano asa niniak kito dari puncak gunuang marapi”.
Berasal dari daerah Pagaruyung Batusangkar. Meraka datang dengan tujuan untuk memperluas wilayah Pagaruyung. Orang Pagaruyung tersebut berjalan ke barat bersama dengan niniak mamak Datuak Tumangguang dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Sekelompok masyarakat tersebut sampai kira-kira di Lereng Gunung Merapi. Hasil penglihatan tersebut menurut pendapat mereka ada sumber kehidupan di daerah itu. Maka mereka menelusurinya, sampailah disebuah tempat dimana mereka menemui serumpun Batang Sariak. Batang sariak tersebut memiliki “miang” kalau kita menyentuhnya kita akan gatal-gatal. Dalam membersihkan batang sariak itu kelompok masyarakat tersebut mengalami kegatal-gatalan sehingga mereka pergi kesebuah kolam yang telah mereka temui sebelumnya untuk membersihkan badan yang kena miang tersebut, yang sampai sekarang kolam itu msih ada yang di kenal dengan Tabek Sariak.
Setelah selesai mandi, sekelompok masyarakat tersebut mengadakan rapat dan dihasilkan kesep
Masyarakat Sariak membangun sebuak Mesjid yang megah bertingkat dua dengan cara bergotong royong. Mesjid berdiri dengan megah di tepi mata air yang bersih yaitu Tabek Sariak. Kira-kira pada tahun 1815
Masyarakat membangun sebuak sekolah dasar dan sekolah government. Sekolah Government adalah sambungan dari tamatan sekolah rakyat. Dalam pembangunan sekolah tersebut dilakukan secara gotong royong masyarakat Sariak. Sekolah tersebut sekarang bernama SDN 02 Sariak.
Pada tahun 1926 Nagari Sariak mengalami getaran gempa yang besar yang mengakibatkan Qubah mesjid Sariak patah dan sekarang sudah direhap kembali. Mesjid Sariak adalah salah satu Mesjid tertua di Sumatera Barat.
Di Sariak juga terdapat sejarah Luhak Agam terdiri dari 16 Koto atau Cancang Lauak 16, Medan Nan Bapaneh Guguak Laweh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar